bisnis

Rabu, 09 November 2011

Orangtua Pergi, Anak Majikan Masuk Kamar Perkosa Suminar

 
 Suminar (28), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Garut, diperkosa dan disiksa majikannya di Jeddah, Arab Saudi. Akibat pemerkosaan itu, Suminar hamil empat bulan.
Ibu dua anak warga Jalan Gunturmelati, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, itu saat ini hanya bisa merenungi nasibnya di rumah kontrakan berukuran 4x5 meter. Perutnya dari hari ke hari terus membesar.
Suminar, yang berangkat ke Jeddah pada November 2009, mengaku diperkosa dua kali oleh Abdul Aziz (22), anak majikannya.
Menurut penuturan Suminar, pemerkosaan itu terjadi ketika ia sudah bekerja satu setengah tahun di rumah majikannya tersebut. Saat itu, kata dia, sedang tidak ada orang di rumahnya kecuali dirinya dan anak sang majikan.
Perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini saat itu tengah tidur di kamarnya. Tanpa diduga, anak pasangan Muhammad Al-Harbi dan Naimah itu masuk dan mengancam Suminar untuk melayani nafsu bejatnya. Tentu saja, Suminar menolak dan berontak.
"Karena ditolak, dia (Aziz, Red) kemudian mengikat dan mengancam akan membunuh saya jika melawan dan berteriak. Saat itu dia terlihat sedang mabuk. Karena diikat, saya pun tak bisa melawan," kata Suminar sambil matanya berkaca- kaca, saat ditemui di rumah kontrakannya, Selasa (8/11).
Parahnya lagi, kata istri Dadang (29) ini, pelaku malah mengulangi lagi perbuatannya dua pekan setelah kejadian pertama. Modusnya pun sama, pelaku kembali memerkosa Suminar saat di rumahnya sepi karena kedua orang tuanya sedang pergi ke luar.
Merasa tidak tahan, ia pun mencoba mengadu kepada Naimah, majikan perempuannya. Saat itu, kata Suminar, ia mengadukan telah diperkosa dan hamil akibat perbuatan anak sang majikan.
Namun, menurut Suminar, bukannya bertanggung jawab, majikan perempuan itu malah mencaci-maki. Tidak cukup sampai di situ, Suminar juga dipukul pada bagian kepala dan disiksa hingga babak belur.
"Karena tak kuat lagi, saya kemudian meminta pulang, tapi malah disiksa. Bahkan oleh majikan laki-laki saya disiksa hingga babak belur," kata ibu Suherman (10) dan Ridwan (3) itu sambil memperlihatkan bekas luka di kepalanya.
Selama bekerja 1,5 tahun pun, kata Suminar, ia kerap mendapat siksaan dari kedua majikannya. Selain dipukul, ia juga kerap mendapat tendangan dari sang majikan. "Salah sedikit saja, saya langsung dipukul. Itu berlangsung lebih dari setahun, tapi saya berusaha sabar dan bertahan di sana," kata Suminar.
Gaji Tak Dibayar
Selain itu, gaji hasil jerih payahnya selama bekerja di sana tak dibayarkan sang majikan. Padahal ia seharusnya mendapat gaji 800 riyal (sekitar Rp 1,8 juta) per bulan. Ia mengaku hanya mendapat bayaran untuk kerjanya selama tiga bulan. "Gaji saya juga tak dibayarkan. Saya pulang ke Indonesia dengan menggunakan gaji saya yang tiga bulan itu," kata Suminar.
Beberapa kali Suminar meminta untuk dipulangkan ke Indonesia. Ia pun akhirnya melakukan upaya mogok kerja selama seminggu agar permintaannya untuk pulang dikabulkan sang majikan.
Permintaan itu, kata dia, akhirnya dikabulkan oleh majikannya dengan syarat tidak melaporkan atau mengadu kepada Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi. Menurut Suminar, jika ia melapor, majikannya mengancam bahwa pemerintah Arab Saudi akan menghukumnya. "Karena takut ditahan, akhirnya saya tidak lapor karena ingin cepat pulang ke Indonesia," katanya.
Suminar mengaku baru dapat kembali pulang ke Indonesia pada Oktober 2011. Itu pun, ia nekat pulang ke Indonesia dengan berbekal uang tabungannya sendiri selama bekerja di Arab Saudi.
Setelah berada di Indonesia kurang lebih satu bulan, ia belum melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada pihak mana pun, termasuk ke PJTKI PT Berkah Buana Selaras yang berkantor di Batuampar, Jakarta Timur, yang telah memberangkatkan dan menyalurkannya bekerja di Arab Saudi.
"Saya tidak tahu harus melapor ke mana. Saya enggak ngerti. Sampai sekarang saya belum lapor ke mana-mana. Saya hanya ingin majikan saya bertanggung jawab," kata Suminar.(zam)
TRIBUNNEWS.COM, GARUT -

Weitsss kok masih 0 komentar: