Akibat kemajuan zaman, bedah plastik, viagra dan generasi baby-boom, makin banyak manula enggan menghabiskan ‘sisa hidup’ di panti jompo. Bahkan, ada yang sudah melewati 70 tahun dan malah meniti karir di industri porno.
Sepintas, Shigeo Tokuda (75) tampak seperti businessman santun dan matang. Istrinya duduk tenang di sisinya. Kabarnya, mereka akur mengarungi perkimpoian selama 44 tahun. Namun, 14 tahun terakhir Tokuda malah membintangi lebih dari 350 film biru dihiasi judul-judul mengundang syahwat seperti Maniac Training of Lolitas, Forbidden Elderly Care atau Tit-lover Old Man Kameichi and His Horny Pranks.
“Orang seusia saya biasanya sungkan memperlihatkan tubuh dan kelamin dihadapan kamera. Saya bangga sanggup mendobrak tabu. Tapi, bukan berarti bisa bicara seenaknya mengenai hobi baru saya dengan teman-teman lain,” ujar Tokuda – nama artisnya – dalam sebuah wawancara. Mafhum, ia pun dijuluki ‘kaisar film porno’.
Jepang memiliki jumlah penduduk 65+ tertinggi di dunia dan industri hiburan porno senilai lebih dari satu miliar dollar per tahun. Sekitar 300 keping elder-porn menyembul di deretan ribuan film ‘panas’ yang dipajang di rak gerai video terkemuka Tsutaya.
Ryuichi Kadowaki, direktur Ruby Productions, produsen film erotis, menerangkan, “Beberapa tahun lalu kami membuat film porno khusus lansia dengan pemain berumur 30-an dan ternyata sukses. Seri-seri berikutnya kami memakai aktor berumur 40-an, 50-an dan seterusnya. Makin tua pemainnya justru makin diminati. Mulai 2008 kemarin, kami juga menggunakan aktor berusia 70-an.”
Menurut Kadowaki, mungkin sebagian akan berpikir, tipikal orang Jepang yang aneh dan senang sensasi. Namun, bintang porno Amerika Ron Jeremy pun sudah menginjak 53 tahun dan masih aktif di atas panggung khusus dewasa. Tiga tahun silam, AVN Awards (ajang piala Oscar untuk film porno) pertama kali memberikan penghargaan untuk kategori porno lansia. “Perkembangan mencengangkan di industri pornografi. Dulu, pemain di atas 35 tahun sudah harus pensiun,” tambahnya.
Porno lansia mengisi pangsa pasar film erotis dengan pemain-pemain berkulit kisut melawan aktor dan aktris tanpa keriput. “Seringkali pasutri lansia mencari film-film dengan bintang seusia mereka. Sang istri sudah jemu melihat parade aktris mulus hasil operasi plastik,” tutur Ella, pemilik post-order dan erotic-shop Mail & Female di Belanda.
Toko Ella menjual produk dan atribut porno ‘ramah wanita’. “Sekarang, sudah jamak melihat seorang nenek sendirian memilih film esek-esek di etalase toko. Sebelumnya saya sempat kaget juga,” imbuhnya. Menurut hasil penelitian New England Journal of Medicine, frekuensi aktivitas seksual responden di atas 57 tahun tidak mengalami banyak perubahan. Bahkan, 29% laki-laki dan 25% perempuan di atas 80 tahun masih aktif di ranjang, kendati viagra kerap disebut sebagai alat bantu ajaib dan mujarab.
Selain itu, kemajuan medis memungkinkan kaum lansia tetap awet muda dan kelihatan fit dengan bantuan bedah kosmetik. Berbeda dengan orang tua mereka, babyboomers pernah mengalami sendiri revolusi seksual pada akhir tahun 60-an. “Buat mereka tak ada lagi batasan tabu atau malu. Biasanya, mereka juga hidup mapan dan ingin mengejar ketinggalan,” jelas Linda, penyalur produk lifestyle Christine le Duc di Amsterdam. Ia menolak gerainya disebut sex-shop.
Di belahan dunia lain, Tokuda sibuk menandatangani setumpuk DVD untuk penggemarnya. “Saya tak tahu sampai kapan bisa hidup. Sisa umur ini akan saya nikmati semaksimal mungkin. Mudah-mudahan saya masih dapat merayakan hari jadi ke-80,” pungkas si ‘kuda jantan ulung’ Tokuda-san.
Sumber: kaskus.us
Weitsss kok masih 0 komentar:
Posting Komentar