bisnis

Kamis, 03 November 2011

Candidiasis, Fluor albus, Hygiene, Infeksi, Jamur, Keputihan, Penyakit, Vagina, Wanita

Vulvovaginal Candidiasis (Candidal vulvovaginitis)

candidiasis

Belakangan ini di daerah kami (Ndeso™ Palaran) terjadi peningkatan kasus keputihan yg disebabkan oleh Jamur (Candida albicans, namanya keren booo). Nampaknya si Candida lagi hobi berat blusukan dan berkembang biak dalam vagina dibanding tahun-tahun sebelumnya yang pada kebanyakan keputihan disebabkan oleh parasit (Trichomonas vaginalis) dan kuman bentuk batang gram negatif (kadang ditemukan juga Diplococcus).

Luar biasa, dalam seminggu ada aja yang datang dengan keluhan keputihan. Ini belum termasuk yang berobat ke tempat lain dan belum termasuk yang gak berobat. *betah juga yaaa*. Lebih heboh lagi, ada remaja putri dan seorang ibu muda yang mengalami keputihan lebih setahun, guatel banget (katanya sih). :P Sebagian kecil diantaranya, menggunakan bermacam-macam ramuan. *mungkin brambang, bawang, kencur, merica, garam, kecap, lho…oseng-oseng, lak an* :D

Fenomena tersebut mungkin berhubungan erat dengan faktor kebersihan terutama minimnya ketersediaan air bersih di daerah kami. Mungkin juga karena faktor kurang cermatnya pemeliharaan kebersihan vagina. Ato mungkin sebab lain yang belum diketahui. Ada yang mau penelitian gak ? ;)

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL (Vulvovaginal Candidiasis)

Adalah infeksi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida albicans (konon 90%) dan sebagian kecil oleh Candida glabrata (salah satu referensi menyebutkan bahwa saat ini terjadi peningkatan hingga 15%), Candida tropicalis dan Candida parapsilosis.

Penyakit ini seringkali dijumpai pada saat hamil dan seminggu sebelum menstruasi. (yang gak hamil dan gak sedang akan mens bukan berarti gak bisa kena lho)

Jika seseorang menderita Kandidiasis vulvovaginalis 4 kali atau lebih dalam setahun, disebut Kandidiasis Vulvo Vaginalis Rekuren (KVVR) … *wih, krasan banget tuh jamur*

TANDA-TANDA

Kandidiasis vulvovaginal ditandai dengan:

Rasa gatal dan rasa panas pada vulva dan vagina.
Keputihan (berwarna putih seperti susu, cairan tebal dan plak warna putih yang melekat di vulva, vagina, dan serviks). Dijumpai gumpalan seperti keju pada dinding vagina. *bisa ngeliat sendiri pake cermin…halah*
Sakit saat kencing (disuria)
Nyeri saat berhubungan intim (dispareunia)
20-50 % penderita Kandidiasis vulvovaginal tidak menunjukkan gejala apapun (asimptomatis).

Menurut Eckert LO, dkk, persentase keluhan pada penderita yang nyata-nyata terinfeksi jamur Candida albicans, sebagai berikut:
> Tanda-tanda dan keluhan: %
> Gatal dan rasa panas pada vulva-vagina 38 %
> Pembengkakan vulva 25 %
> Keputihan 68 %
> Bercak kekuningan 22 %
> Pemeriksaan : %
> Nampak pembengkakan pada vulva-vagina 22 %
> Kemerahan pada vulva dan vagina 72 %
> Didapatkan bercak cairan kental 28 %

FAKTOR PENCETUS

Beberapa faktor pencetus (predisposisi) terjadinya Kandidiasis vulvovaginal, antara lain:

Penderita Kencing Manis (DM)
Obat-obatan (kortikosteroid, antibiotik, pil KB dan obat-obat antiseptik vagina yang berpotensi mempengaruhi flora normal vagina)
Celana Dalam terlalu ketat dan sumuk (misalnya CD yang terbuat dari nylon)
Kehamilan
Periode sebelum menstruasi
Ndut *maaf … gak papa, sama koq… hehehe*
Dan penurunan daya tahan tubuh dengan berbagai sebab.

BAGAIMANA MENGETAHUINYA ?

Kandidiasis vulvovaginalis dapat dikenali dengan Pemeriksaan Fisik (dengan melihat tanda-tandanya) dan Pemeriksaan Laboratorium.

Di Ndeso™ Palaran udah tersedia pemeriksaan sekret vagina (cairan vagina) *peralatan dan segala sesuatunya beli sendiri*.

Biaya: Rp22.000,- (Dua Puluh Dua Ribu Rupiah). Perinciannya: 2.000 perak disetor ke Pemkot *hiy, gak malu, gini aja minta setoran*, sedangkan 20.000 adalah biaya pemeriksaan termasuk jasa dan keuntungan *untuk pengembangan, maksudnya untuk beli peralatan lain supaya gak minta-minta pemerintah, soale kalo usal-usul suwiiiiii, malah gak dapet-dapet*.

Dalam tempo 1-2 jam, hasilnya sudah dapat diketahui.

OBATNYA … OBATNYA … OBATNYA APA ?

Sabarrrr … sabaaaarrr, koq buru-buru napa sih :P

Gini, soal jenis obat, dosis dan lamanya pengobatan berbeda-beda bergantung pada hasil pemeriksaan dan pertimbangan dokter. Gak papa, gak masalah, yang penting tepat, akurat dan sembuh… *syukur kalo gak mahal*

Obat Minum: diberikan terutama untuk wanita yang belum menikah dan pada kasus Kandidiasis Vulvo vaginalis berulang.

Tablet Ketoconazole 200 mg (merk atau nama dagangnya banyak), diminum 2 kali sehari, sedikitnya selama 5 hari. Pada Kandidiasis Vulvo vaginalis berulang memerlukan waktu lebih lama, yakni sekitar 10-14 hari.

Untuk pencegahan (profilaksis) Kandidiasis Vulvo Vaginalis Rekuren (berulang), setelah sembuh dilanjutkan dengan Ketoconazole 100 mg (1/2 tablet) per hari selama 6 bulan. Dan jika setelah 3-6 bulan gak ada lagi tanda-tanda infeksi Kandidiasis vulvovaginalis, maka obat dihentikan.

Itraconazole 100 mg, diminum 2 kali sehari selama 2-3 hari. Ato bisa juga 2 kali 200 mg dalam sehari setiap 8-12 jam.

Obat Lokal (topikal): diberikan untuk wanita menikah dan wanita hamil.

Nystatin (100.000 IU) vaginal supposutoria, dimasukkan ke dalam vagina (sampe masuk semua) sehari sekali selama 12-14 hari.

Mohon maaf, obat-obatan gak tertulis lengkap dan gak menyebutkan nama paten (merk dagang). So, pemeriksaan dan pengobatan yang lebih akurat silahkan konsultasi ke dokter langganan masing-masing.

PENCEGAHAN

Silahkan baca artikel sebelumnya berjudul: Agar Miss V lebih Kinclong. Silahkan baca juga diskusi di halaman komen pada artikel tersebut.

Gambar tentang Vulvovaginal Candidiasis, silahkan lihat di sini.

Hmmm, enaknya tulis lagi aja deh … :P

TIPS MENJAGA KEBERSIHAN VAGINA

Gunakan celana dalam berbahan katun.
Gunakan air bersih untuk membersihkan vagina (dan sekitarnya).
Bilas area vagina dari depan ke belakang ketika cebok agar terhindar dari kontaminasi kuman di anus. (kalo dari belakang ke depan sama halnya dengan memindahkan kuman di anus ke miss V, hiiiyyy)
Mengganti pembalut sesering mungkin untuk menghindari bersarangnya kuman pada pembalut.
Hindari pemakaian celana dalam berbahan nylon
Hindari pemakaian celana ketat.
Hindari pemakaian parfum atau sabun yang mengandung parfum (termasuk deodorant) agar tidak terjadi iritasi.
Hindari penyemprotan atau pemakaian produk kebersihan atau bahan antiseptik tanpa saran dokter *ehm…ehm*
Gunakan handuk sendiri *hehehe, gak mungkin rombongan kan … *
Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh vagina *termasuk tangan sparring partner*
Pastikan menggunakan celana dalam bersih. *ya iyalah, masa makai yg digantung berhari-hari*

Silahkan berbagi :)

Weitsss kok masih 0 komentar: